Rabu, 09 November 2016

UNBK 2017 Di Siapkan

Pemerintah menyiapkan skema penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang berbeda untuk tahun 2017 mendatang. Skema khusus diperlukan untuk penyelenggaraan UNBK, sebagai antisipasi keterbatasan infrastruktur yang dimiliki masing-masing satuan pendidikan.

Hal ini diutarakan Kepala Pusat Penilaian dan Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam. Dia menuturkan, jumlah sekolah pelaksana UNBK perlu didorong lebih banyak lagi demi meningkatkan integritas pelaksanaan Ujian Nasional. Itu karena UNBK terbukti lebih efektif dalam mengatasi segala bentuk kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional.

Namun begitu, menurut dia, diperlukan perancangan skema khusus agar harapan perluasan pelaksanaan UNBK tidak diartikan pengadaan infrastruktur secara massal oleh pihak sekolah. "UNBK pelaksanaannya hanya menggunakan infrastruktur di sekolah. Jika ada perangkat teknologi, komunikasi, dan informasi di sekolah, kita manfaatkan. Pe rlu iingat yang didorong adalah pembelajaran dengan menggunakan komputernya, bukan sekolah berbondong-bondong membeli komputer hanya untuk keperluan Ujian Nasional," uj amya di Jakarta, Minggu (12/6/2016).

Nizam menuturkan, skema yang disiapkan untuk pelaksanaan UNBK tahun mendatang adalah pendataan dan penetapan sekolah-sekolah yang dapat menyelenggarakan UNBK. Sekolah penyelenggara UNBK tersebut nantinya tidak hanya melaksanakan ujian bagi anak didik di tempatnya sendiri, melainkan menjadi tempat pelaksanaan ujian bagi siswa dari sekolah lainnya, yang isecara infrastruktur tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan ujian berbasis komputer.

Setelah penetapan sekolah-sekolah penyelenggara UNBK, pelaksanaan UNBK baik tingkat: SMP/MTs maupun SMA/SMK akan dilakukan di tempat-tempat yang telah ditetapkan tersebut dengan waktu yang tidak bersamaan. Terkait dengan detail teknis pelaksanaan skema UNBK tersebut sejauh ini masih terus dalam pengembangan di Kemendikbud.

"Seperti pelaksanaan tes masuk perguruan tinggi, dilakukannya tidak di sekolah asalnya, melainkan di tempat-tempat ujian yang telah ditetapkan. Skema yang kami kembangkan ini juga ingin seperti itu. Sehingga nanti di satu daerah, jumlah sekolah yang melakukan ujian dengan berbasis komputer bisa lebih banyak, tetapi dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada," ucapnya.

Dengan skema tersebut, menurut Nizam, jumlah anak maupun sekolah yang mengikuti UNBK bisa didorong hingga 2,5 kali lipat dari sebelumnya. Tahun ini, jumlah peserta UNBK untuk tingkat SMP/MTs adalah 156.320 siswa dari total lebih dari 4 juta siswa, sementara tingkat SMA/SMK peserta UNBK adalah sebanyak 765.542 siswa (dari total lebih dari 3 juta siswa). Adapun satuan pendidikan pelaksana UNBK adalah sebanyak 984 SMP/MTs, dan 3.397 SMA/-SMK Skema ini sebenarnya telah dilakukan oleh Kota Surabaya pada pelaksanaan UN 2016 ini. Surabaya menjadi satu-satunya daerah yang 100 persen sekolah baik SMP maupun SMA sederajat melaksanakan UNBK Nizam menuturkan, ini karena Surabaya menerapakan sistem sharing resources, sehingga baik SMP maupun SMA saling bergantian menggunakan fasilitas yang dimiliki saat pelaksanaan ujian.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menuturkan, Kemendikbud akan terus mendorong agar pelaksanaan UNBK bisa lebih luas. Bukan hanya dinilai sebagai sistem ujian yang menjamin integritas pelaksanaan ujian, tetapi juga karena UNBK lebih efisien dibandingkan dengan ujian berbasis kertas pensil (UNKP).

"UNBK meningkatkan integritas pelaksanaan UN. Jika indeks integritas meningkat, sederhananya adalah praktik kecurangan juga berkurang. Baik praktik kecurangan sistematik, maupun yang dilakukan individual. Kami berharap daerah bisa lebih banyak lagi yang menyelenggarakan UNBK, dan juga berharap menghasilkan capaian yang lebih baik terutama indeks integritasnya, sehingga mendorong ketuntasan belajar pada anak, bukan mengejar nilai semata," tuturnya.

0 komentar:

Posting Komentar